Pengertian Perubahan
Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola
akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi.
Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari
luar organisasi tersebut. Perubahaan organisasi adalah perubahan yang terjadi
pada pelaku organisasi, struktur organisasi dan teknologi dalam suatu organisasi
dalam rangka mengarah keefektifan. Perubahan terjadi karena lingkungan yang
tidak bebas dari ketidakpastian dan perubahan bersifat pasti agar dapat tetap
memiliki eksistensi dan dapat bertahan. Perubahan mempunyai manfaat bagi
kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya perubahan maka dapat
dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan bertujuan
agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi
perkembangan jaman yang disertai dengan kemajuan teknologi.
Peran Kepemimpinan dalam Perubahan
Peran
seorang pemimpin sangatlah luas dan berat. Pemimpin harus mencapai hasil yang
diharapkan organisasi, mengembangkan lingkungan yang dihadapi dan sekaligus
lebih memerhatikan kepentingan orang lain. Untuk itu sebaiknya mampu melakukan
hal-hal seperti berikut:
1. Menciptakan
Hubungan Kerja Efektif
Hubungan kerja yang efektif akan membangkitkan iklim pemberdayaan. Untuk
itu, seorang pemimpin diharapkan dapat menunjukkan perilaku terhadap bawahannya
dengan cara berikut:
a) Menghargai Mereka
Hal ini berarti menghargai mereka atas kualitas spesifik yang mencerminkan
individualitas mereka. Menghargai bukanlah masalah persahabatan atau sifat
saling suka atau tidak suka. Orang harus dapat menghargai seseorang yang tidak
disukai atau bersahabat dengan seseorang yang tidak kita hargai.
b) Menunjukkan Empati
Empati adalah membiarkan orang lain tahu bahwa kita dapat melihat sesuatu
dari sudut pandang mereka sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas
atas masalah atau isu dari kerangka referensi mereka sendiri.
c) Bersikap Tulus
Hal ini berarti menjadi diri sendiri dan bersikap jujur atas perasaan dan
pendapat. Bersangkutan pula dengan komunikasi dengan orang lain bahwa pemimpin
terbuka terhadap gagasan baru dan bersedia membantu. Hubungan baik antara
pemimpin dan bawahan akan memberdayakan karena mendorong dan membuka
komunikasi,memastikan bahwa saran setiap orang didengarkan dan dipertimbangkan,
dan membiarkan orang mengakui setiap kekurangan pengalaman yang dimiliki.
Pemimpin yang ingin memberdayakn orang berusaha menciptakan hubungan dimana
anggota tim merasa dihargai, dimana mereka dapat menerima resiko dan mereka
belajar percaya diri. Mereka melakukan dengan menghargai apa yang dicapai
anggota tim, menjadi terbuka dan jujur, memiliki sikap positif, dan mendorong
orang
2. Pergeseran
Fungsi Manajemen
Di dalam organisasi konvensional seorang manajer berada di puncak piramid,
sedangkan bawahannya berada di bawah pada posisi untuk mendukung eksistensinya.
Sementara itu, dalam iklim pemberdayaan yang terjadi adalah piramid terbalik.
Pekerja berada di atas,sedangkan manajer berada di bawah. Hal tersebut
mengandung makna bahwa manajer bekerja untuk mendorong dan memenuhi kepentingan
anak buahnya.
3. Memimpin
Dengan Contoh
Pemimpin juga harus dapat menjadi model peran bagi orang yang harus
diberdayakan. Hal yang harus dilakukan adalah menyampaikan pesan secara jelas
kepada orang di sekitar kita. Kita yakin apa pun yang kita katakan dan kita
lakukan akan dicatat dan dipertimbangkan oleh orang yang bertanggung jawab
kepada kita. Terdapat beberapa cara bagi pemimpin untuk menunjukkan contoh baik
bagi timnya. Apa pun yang diputuskan, penting membentuk model perilaku yang
diinginkan untuk di contoh orang lain (Smith,2000:38). Smith memberikan
beberapa contoh berikut:
a) Jika pemimpin ingin mereka melakukan apa
yang mereka katakan,ia harus membuktikan bahwa dirinya dapat dipercaya.
b) Jika pemimpin menginginkan mereka
inovatif, ia harus bersiap untuk menerima resiko atas inovasi yang mereka
lakukan.
c) Jika pemimpin ingin orang lain melakukan
ekstra usaha,ia harus mendorong diri sendiri bekerja lebih keras.
d) Jika pemimpin ingin mereka terbuka,ia
harus jujur dan tulus kepada mereka sehingga mendapat kesan tidak ada yang
disembunyikan.
e) Jika pemimpin ingin mereka saling
mempercayai, ia harus mempercayai mereka.
f) Jika pemimpin ingin mereka menunjukkan
keajaiban, ia harus melengkapi mereka dengan visi masa depan yang
positif,menggairahkan dan memberikan inspirasi.
4. Memengaruhi
Orang lain
Dalam peranan kita sebagai empowering manager perlu memengaruhi berbagai
orang, yaitu kolega kita, orang yang bertanggung jawab kepada kita, line
manager, bahkan mungkin direksi jika di sektor publik atau organisasi sosial.
Pemimpin dapat mengubah sikap orang atau pola perilaku mereka. Pemimpin perlu
memahami kapan memengaruhi, siapa yang harus dipengaruhi, pendekatan apa yang
harus dipergunakan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi situasi
semacam itu.
5. Mengembangkan
Team Work
Kecenderungan perkembangan organisasi di masa depan adalah berkembangnya
bentuk Team Based Organization. Pemimpin harus mampu memanfaatkan potensi yang
terdapat dalam tim-tim tersebut. Di sisi lain, perlu dikembangkan komunikasi
yang efektif, baik yang sifatnya vertikal maupun horisontal. Dengan komunikasi
dan saling memberi informasi, akan tumbuh saling kepercayaan sebagai dasar bagi
berkembangnya team work di antara anggota organisasi.
6. Melibatkan
Bawahan dalam Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan dalam manajemen konvensional lebih didominasi
oleh pemimpin berdasarkan kewenangan yang dimiliki. Proses pengambilan
keputusan lebih bersifat top-down. Peran bawahan hanya sekadar menjalankan
perintah atasan. Kondisi demikian tidak menumbuhkan kreativitas dan motivasi
bawahan yang sangat diperlukan. Di dalam iklim pemberdayaan, pimpinan
mendelegasikan sebagian kewenangan yang dimiliki kepada bawahan. Pimpinan
sebelum mengambil sebuah keputusan mendengarkan pendapat orang lain yang akan
terlibat dalam pelaksanaan keputusan. Tumbuhnya perasaan dilibatkan dalam
pengambilan keputusan tersebut akan menumbuhkan rasa memiliki dan turut bertanggung
jawab atas keputusan yang dikeluarkan.
7. Menjadikan
Pemberdayaan Sebagai Way of Life
Dengan menjadikan pemberdayaan berlangsung secara alamiah di dalam
organisasi, akan tercipta suatu keadaan di mana tim yang dibentuk menjadi lebih
bahagia dan termotivasi. Iklim kerja menjadi lebih terbuka dan santai, hambatan
yangterjadi antara berbagai kelompok akan dapat dipecahkan karena terjadi
komunikasi internal yang lebih baik.
8. Membangun
Komitmen
Pemberdayaan merupakan suatu proses yang dapat dimulai dalam iklim dimana
terdapat harapan yang tinggi, dimana setiap orang merasa dihormati dan dihargai
dan di mana orang bersedia memberikan yang terbaik yang dimiliki. Tanpa
dukungan atasan, perubahan yang diperlukan akan sulit dilakukan. Dukungan yang
diberikan pimpinan menjadi kurang berarti apabila tidak disambut secara
antusiasoleh karyawan. Oleh karena itu, pemberdayaan sebagai bagian dari
perubahan memerlukan komitmen segenap stakeholder yang terlibat dalam proses
pemberdayaan dan perubahan. Tanpa komitmen, tidak mungkin dapat mencapai hasil
yang diharapkan
Jebakan dalam Kepemimpinan
Berbicara mengenai jebakan dalam
kepemimpinan, terdapat juga jebakan dalam pembuatan keputusan. Jebakan-jebakan
tersebut mempengaruhi pemimpin dalam membuat suatu keputusan. Jebakan yang
dimaksud yaitu :
A. Jebakan yang menjerat para pembuat
keputusan
B. Jebakan dalam tekanan sosial politik
C. Jebakan dalam penyalahgunaan evaluasi
E. Jebakan ketidakmampuan dalam inovasi
F. Jebakan dalam petunjuk yang menyesatkan
G. Jebakan yang gagal mengarahkan upaya
dengan tuntutan yang disepakati
H. Jebakan dalam pembelajaran
Sejalan dengan pemikiran diatas,
haruslah mampu untuk menghindari jebakan dalam pembelajaran karen bisa saja
terjadi seprti peristiwa yang tidak terduga memungkinkan keputusan yang bagus
mengarah ke hasil yang buruk dan atau sebaliknya. Atau dengan kata lain dapat
juga dikatakan keuntungan yang di sangka-sangka dapat pula salah dibaca untuk
menyimpulkan bahwa praktik yang baik digunakan, sehingga nasib buruk dapat
digunakan, sehingga nasib buruk dapat digunakan untuk menarik kesimpulan bahwa
praktik yang buruk dilakukan. Jadi dapat mengarah ke salah penilaian nilai dari
praktik pembuatan keputusan.
SUMBER:
http://walk-the-talk.info/peran-kepemimpinan-dalam-manajemen-perubahan-2/
http://walk-the-talk.info/change-management-peran-kepemimpinan-dalam-manajemen-perubahan-part-1/
http://fitriaimout.blogspot.co.id/2013/04/manajemen-kepemimpinan-dan-teori.html
http://www.leadership-park.com/new/more-about-u/kepemimpinan-perubahan.html
http://gusasta.blogspot.co.id/2014/05/kepemimpinan-dalam-manajemen-perubahan.html